Bisikbisik.id – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Bintang Puspayoga menghadiri Side Event Discrimination and Violence against Women dalam pertemuan pertama Women 20 (W20) Indonesia di Likupang, Sulawesi Utara secara virtual. Menteri Bintang menuturkan pada 2020, hasil pertemuan G20 dan Women 20 (W20) merekomendasikan perspektif gender harus diterapkan dalam agenda pemulihan global, untuk memastikan penyelesaian dari dampak pandemi yang tidak proporsional bagi perempuan. Inilah mengapa kita semua berkumpul pada hari ini untuk memastikan pemulihan ekonomi global harus pula menyinggung kesenjangan gender.
“Hal inilah yang mendasari W20 membutuhkan mitra yang kuat dengan kelompok kerja lainnya dalam G20 untuk menjawab permasalahan kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap perempuan dengan mengadvokasi kebijakan intervensi yang termasuk pada kelompok kerja relevan baik di Sherpa track maupun financial track. Bangkit bersama, bangkit lebih kuat menggambarkan upaya kolektif untuk bangkit dari pandemi global. Aksi kolektif berarti perempuan harus dilibatkan secara aktif dalam berbagai proses G20 dan isu perempuan harus dikedepankan dalam agenda G20. Ini semua adalah mandate kita, mandate W20,” ungkap Menteri Bintang.
Menteri Bintang mengatakan pandemi juga mendorong lebih banyak perempuan kepada kemiskinan ekstrim yang artinya juga memperlebar kesenjangan gender dalam kemiskinan. Lebih parahnya, UN Women melaporkan bahwa kekerasan terhadap perempuan, terutama KDRT telah meningkat akibat pandemi. Padahal, kekerasan terhadap perempuan secara negatif berdampak pada fisik, mental, dan emosi perempuan, termasuk pula kesehatan reproduksinya, dan pada saat yang sama pula kekerasan terhadap perempuan juga mempengaruhi keluarga, komunitas, dan masyarakat serta negara secara luas.