Bisikbisik.id – Pada beberapa orang kadang mengalami kantuk berlebihan di siang hari atau insomnia yang mengganggu kehidupan sehari-hari mungkin memiliki peningkatan risiko terkena glaukoma, sebuah studi baru menemukan.
Glaukoma adalah penyakit di mana saraf optik yang menuju ke otak rusak, secara bertahap kemudian mempersempit bidang pandang, dan pada kasus yang parah, dapat menyebabkan kebutaan.
Sebuah penelitian dari Rumah Sakit Huimin di Beijing menemukan hubungan antara pola tidur dan timbulnya glaukoma. Pola tidur setiap orang dikumpulkan menggunakan data yang dilaporkan sendiri melalui kuesioner, dan para peneliti menganalisis pola tidur yang tidak normal mereka dengan membaginya menjadi durasi tidur pendek atau panjang, insomnia, mendengkur, dan kantuk di siang hari.
Para peneliti mendefinisikan waktu tidur normal 7 hingga 9 jam sehari. Berdasarkan data tersebut, para peneliti memperkirakan hubungan antara pola tidur dan risiko glaukoma.
Menurut penelitian lanjutan selama sekitar 10 tahun, di antara empat pola tidur, mereka yang seringmengalami kantuk di siang hari memiliki risiko tertinggi terkena glaukoma.
Kantuk di siang hari yangberlebihan adalah penyakit di mana sulit untuk mempertahankan gairah selama sebagian besar jam bangun dalam sehari, dan kerusakan fungsional (penurunan fungsi siang hari) selama sehari-hari dan kehidupan profesional terjadi.
Kantuk di siang hari yang berlebihan meningkatkan risiko glaukoma sebesar 20%, insomnia sebesar 12%, durasi tidur pendek atau panjang sebesar 8%, dan mendengkur sebesar 4%.
Meskipun penyebabnya tidak diketahui, para peneliti berspekulasi bahwa empat pola tidur terkait dengan tekanan intraokular, faktor kunci dalam perkembangan glaukoma. Tekanan intraokular dapat meningkat dalam situasi seperti ketika seseorang berbaring dan ketika hormon tidur berada di luar kisaran normal, seperti insomnia.