Kota Cirebon, Bisikbisik.id – Dari sebuah obrolan biasa yang disusul dengan keseriusan, Forum Wartawan Cirebon (FWC) pada Minggu malam 14 Mei 2023 secara resmi di kukuhkan dan dideklarasikan. setelah terlebih dahulu terdaftar serta mengantongi ijin dari Kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia, sebagai satu-satunya wadah persatuan wartawan cirebon yang berani lantang menyuarakan kebijakan-kebijakan publik yang dianggap keluar dari koridor semestinya. dengan kata lain, FWC hanya akan bersinergi kepada mereka yang tidak menganggap remeh kehadirannya. apalagi didalam tubuh FWC itu sendiri, berisikan wartawan-wartawan dan wartawati yang sudah kenyang makan asam garam kehidupan dunia jurnalistik serta mempunyai jam terbang yang cukup lumayan.


Bertempat di ballroom Madukara Hotel Sutan Raja jalan Tuparev kota Cirebon, acara pengukuhan dan deklarasi tersebut berjalan dengan lancar. walau tamu undangan seperti bupati dan wakil bupati cirebon serta pejabat-pejabat tinggi dari beberapa institusi, tidak hadir. tidak membuat acara tersebut menjadi “layu”, bahkan memunculkan “bunga” yang hanya harum untuk pejabat publik yang bisa memanusiakan manusia. “ketidakhadiran mereka yang diundang pada malam ini, jelas sudah tidak menghargai kami sebagai manusia normal yang berpikiran siapa mereka dan siapa kami”, ujar salahsatu dewan penasehat FWC yang prihatin dengan ketidakhadiran mereka-mereka manusia terhormat disela-sela acara mengutarakan isi hatinya kepada wartawan media ini.


Tampak hadir dilokasi acara pengukuhan dan deklarasi, unsur-unsur pimpinan persatuan wartawan lain, Sultan Ke-IX Keraton Kacirebonan Pangeran Raja Abdul ghani Natadiningrat, SE beserta para pengawalnya, dan pendiri Padepokan Wungkal Djati yakni Raden Bagus Wangsa Taruna atau yang juga akrab dengan panggilan Mamo Ilik sekaligus salahsatu Dewan Penasehat di Forum Wartawan Cirebon (FWC) tersebut diatas. dalam kesempatannya, Mamo Ilik hanya menyampaikan pesan. bahwa kehadiran FWC awalnya mencoba untuk bersinergi dengan semua kalangan, mengukir tujuan mulia yang berorientasi pada “habluminannas” (hubungan manusia dengan manusia). “sebagai salahsatu dari sekian orang dewan penasehat FWC, saya tahu persis isi kemampuan semua pengurusnya. kemampuan tersebut sudah berproses menjadi tujuan mulia, yakni bersinergi dengan semua kalangan. namun malam ini, melihat tamu-tamu yang diundang tidak hadir tanpa pemberitahuan. tujuan mulia tadi, sewaktu-waktu bisa saja berubah menjadi bom waktu. tapi mudah-mudahan itu hanya kekhawatiran saya saja, tidak akan terbukti”, pungkasnya sambil tersenyum penuh arti. (Kusyadi)