Bisikbisik.id – Buyut Genja dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai leluhur yang mensyiarkan agama islam dan mempunyai karomah waliyullah, entah pada abad berapa beliau menetap dan makamkan ditempat yang sekarang berada diblok Kertayasa Desa Wangunharja Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat masih terus diselidiki.
Ace Brai Wangunharja, penggiat seni dan ditokohkan didaerah tersebut sering mengalami hal-hal yang beraroma mistis spiritual. salahsatunya adalah membereskan area pemakaman tua, yang saat itu diketahui masih berupa pepohonan belukar.
Setelah membersihkan area pemakaman dari kerimbunan semak belukar, Ace bersama warga sekitar dan teman-temannya mendirikan pendopo yang diberi nama Panimbang Jati atas petunjuk wingit yang dialaminya.


Seiring perjalanan waktu, karena lokasi tersebut hampir bisa dikatakan jauh dari permukiman penduduk serta keinginan yang dianggap penting. maka, dilokasi pemakaman tua yang wingit dan penuh karomah hingga diketahui sebagai makam dari Buyut Genja beserta para pengikutnya didirikanlah sebuah musholah.
Namun, pembuatan musholah yang ada diarea tersebut terkendala dengan penentuan arah kiblatnya. dari menentukan dengan musholah dan masjid yang telah berdiri lebih dulu tapi jauh dari lokasi Buyut Genja, hingga menggunakan kompas yang ada di 3 handphone (Hp) milik warga sekitar.
Di hari pertama penentuan arah kiblat, kompas menunjukkan ke arah selatan, tapi dihari kedua kompas dari 3 Hp menunjukkan arah ke utara. hari ketiga, 3 kompas menunjukan 3 arah yang berbeda.
Hingga pondasi musholah yang hendak didirikan sering mengalami bongkar pasang, maka diputuskan pada malam hari ketiga itu juga diadakan do’a bersama untuk bermunajat memohon kepada sang pencipta alam semesta Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam menentukan arah kiblat.
Hingga muncul wingit berupa mimpi menemukan sebuah mahkota diarea yang akan digali tanahnya untuk dibuatkan atau dipasang batu pondasi tersebut, hingga akhirnya persis dihari keempat lah.
Saat penggalian dilakukan, ditemukan sebuah benda berbentuk batu dan sebuah benda runcing yang kecil kurus berdiri tegak diatas batu didalam tanah, yang fisiknya adalah logam kuningan yang sudah aus termakan usia.
Batu dan besi logam kuningan temuan tersebut dipercaya sebagai benda penentu arah waktu yang mirip pelajaran anak SD tahun 80-an dalam menentukan waktu dengan menggunakan lidi dan condongnya cahaya matahari, serta diyakini batu tersebut adalah batu penentu waktu juga arah peninggalan dari Buyut Genja.


Hingga dihari keempat tersebutlah, mendadak kompas dari 3 Hp menunjukkan arah barat, arah yang dipercaya oleh Ace dan warga sekitar sebagai arah kiblat musholah yang sedang dibuatnya. batu bulat pipih dan logam kuningan kurus kecil itu bernama bencet, hingga pada minggu 5 Juni 2022.
Batu bencet atau batu penentu arah kiblat diabadikan dengan membuat monumennya alias dipugar, dan musholah tersebut diberi nama Musholah Bagus Iman oleh pembuatnya.
Dengan dihadiri ketua kelompok sadar kebuyutan (pokdaryut) cirebon Raden Hafid Permadi atau yang biasa akrab dipanggil Ca Nanang atau Mamo Nang, pendiri sekaligus pemilik Padepokan Wungkal Jati Wangsa Taruna alias Mamo Ilik, Ahmad Rifai atau yang biasa disebut Abah Pa’i (penggiat budaya dan serang ahli spiritual) dari Kebuyutan Buyut Nyi Mas Kawunganten, dan Arya dari Kebuyutan Buyut Nyi Gede Karangasem. (AM)